Paper Plane
(Let’s Meet Again)
Part IV : One of these Nights
Author : Near
Genre : Sad-Romance, Angst/Hurt
Length : Mini chaptered (5 chapters)
Main Cast : Kang Seul Gi, Jeon Won Woo
Other Cast : Irene, Joshua, etc...
Baca juga di
Wordpress | Wattpad
[WARNING]
Near itu suka banget sama genre Angst, dan
Near cukup percaya diri kalau bikin fanfiction ber-genre Angst.
Jadi, jangan baper, ya.
***
Siapa itu Seulgi? Siapa itu Wonwoo?
Yeoreobun,
bagi yang ketinggalan, silahkan baca part dan/atau teaser sebelumnya!^^
Happy reading!
***
“기다림은 내겐 사소한 일일 뿐인 걸”
(gidarimeun naegen sasohan iril ppunin geol)
“Menunggu hanyalah hal sederhana buatku”
Seulgi mengangkat nomor internasional itu, “Hello?”
“Gom-ah.” suara yang dirindukannya.
“Wonwoo?” dan Seulgi mengenalinya.
“Hei, um, jam berapa ya di sana?” mula-mulanya dia, Wonwoo, berujar,
“Sayang, apa kau sedang menungguku di sana? Di bandara? Aku sedang di New York,
dan sekarang sudah tengah malam.”
“Wonwoo,”
“Sayang, maaf aku belum bisa pulang hari ini. Pulanglah terlebih dahulu,
nanti ku kabari jika―”
“Wonwoo, kau lagi jet lag?”
“Uh?”
“Suaramu aneh ―apa kau kena jet lag?”
“Tidak, tidak.” Wonwoo segera menyangkal, “I’m fine, gwaenchaneunde ―jeongmal. Aku hanya―”
“Sayang, tapi suaramu parau sekali.”
Terdengar Wonwoo mendesah, nafasnya berhembus dengan beratnya. “Ok, sorry.” ralatnya, “Ya, aku kena jet lag. Beberapa rekanku juga. Untungnya kami masih punya waktu sedikit untuk
istirahat ―seharusnya kami bisa kembali ke Korea dan sampai di sana hari ini
juga. Jadi kami tidak buru-buru mengejar jam terbang dan kembali ke bandara
Incheon.”
“Oh.” Seulgi tak bisa apa-apa, selain bergumam saja.
“Sayang, maaf, aku membuatmu harus menunggu lebih lama lagi.” Wonwoo
kembali menyesal.
“Tidak, kesehatan kalian terpenting.” hibur Seulgi, yang tanpa sadar
memelintir tali tasnya, “Istirahatlah ―aku akan selalu menunggumu.”
“Seulgi?”
“Mm?”
“Mianhada.”
“Mianeul
hajima.” kata Seulgi. Lalu dia berucap
lagi dengan nada yang lebih ceria, “Wonwoo, aku menyayangimu!”
Kedengarannya Wonwoo terkekeh, “Gom-ah~..”
“Serius! Aku menyayangimu!”
“Mengaku sajalah ―kau mau aku bilang apa?”
“Wonwoo~~..” dan Wonwoo kembali tertawa mendengar aegyo sori-nya.
“Baiklah, aku akan mengatakannya.” ucap Wonwoo akhirnya, “Kang Seulgi, aku
juga menyayangimu.”
“Ah~...” Seulgi bersuara seperti tersipu.
Wonwoo hanya terkekeh, membayangkan bagaimana wajah manis Seulgi yang
bersemu merah ditambah aegyo-nya yang lucu ―pasti sangat
menggemaskan!
“Sudahlah, katanya kau kena jet lag?
Istirahat sana!” Seulgi berusaha mengakhiri obrolan.
“Serius? Kau tidak ingin berbicara denganku lebih lama?” goda Wonwoo.
“Ah, Yeowoo-ya!”
Wonwoo terkekeh lagi. “Mm. Kau juga ―istirahatlah, jangan menungguku
terus di sana. Duduk terlalu lama juga capek, kan?” tanpa Wonwoo ketahui,
Seulgi mengerucutkan bibirnya ―kecewa tertahan, “Jaga pola makanmu, ya. Jangan
terlalu paksakan bekerja, nanti kau kelelahan. Ingat, kau juga butuh
istirahat.
Dan terlebih lagi, jangan nakal, ya, Gom-ah.”
Bibir yang mengerucut itu perlahan tertarik ke samping kanan dan kiri,
membentuk kurva manis dan mengundang warna merah muda bersemu di kedua pipinya.
“Iya, Yeowoo-ya.” jawab Seulgi.
“Anak pintar.” nada bass yang Seulgi rindukan itu.
“Pulang, ya.”
“Iya.”
“Jal ga.”
“Mm. Kau juga, jal ja.”
***
[Seulgi POV]
Aku, sambil terduduk sendirian di
salah satu kursi kesayanganku di bandara Incheon, termangu sambil memainkan body ponselku ―seakan-akan menunggu
seseorang menghubunginya.
Setiap bulan, kira-kira di tanggal
ke tujuhnya, aku selalu duduk di sini sejak matahari terbenam selama beberapa
jam. Seperti sebuah ritual yang ku lakukan selama bertahun-tahun, aku menunggu
Wonwoo pulang mengudara di sini.
Ya, menunggu Wonwoo pulang.